Pages

Sabtu, 27 November 2010

Makalah Softskill Etika Profesi Akuntansi

ETIKA BISNIS dan PENERAPANNYA


Nama Kelompok

Achmad Rizkiansyah

Bramantyo Anugrah Wicaksono

Efa Melia Putri Lingga


Kelas : 4 eb 05


Universitas Gunadarma





KATA PENGANTAR

Tak pernah lelah penulis ucapkan syukur tak terhingga kepada Sang Mahadaya Ilmu karena dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Etika Profesi Akuntansi dengan judul Etika Bisnis dan Penerapannya ini.

Materi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah profesionalisme suatu profesi yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi dengan menunjukkan personalitas seorang profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap profesional dan tindakan etisnya.

Selain sebagai pedoman dalam kegiatan menulis akademik dan membaca kritis, makalah ini juga dapat memberi arah kepada mahasiswa dalam mengembangkan kepribadian dan belajar memahami etika dalam kehidupan sehari-hari serta dapat belajar etika bersinis dengan baik sebelum akhirnya mahasiswa tersebut ingin memasuki dunia bisnis di kemudian hari. Makalah ini disusun secara sederhana untuk dapat memberikan bimbingan bagi para pembaca yang ingin mengetahui penerapan etika yang baik, khususnya mahasiswa Gunadarma.

Makalah ini sangat jauh dari sempurna, namun kiranya dapat membantu para pembaca yang tengah mempelajari atau pun mengembangkan kepribadiannya dalam untuk dapat beretika dalam kegiatan berbisnis. Segala saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

Depok, November 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi akuntan di Indonesia sekarang ini menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah berikut ini. Pertama, WTO/GATT/GATS, tidak hanya merundingkan masalah perdagangan komoditi riil, namun juga sektor jasa. Kedua, akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dalam rangka kerjasama ekonomi APEC pada tahun 2010 bagi negara maju dan pada tahun 2020 bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga, diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara di kawasan ASEAN, yaitu AFTA (Ekayani dan Putra, 2003).

Disamping itu, kemajuan ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu, segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi akuntansi. Di dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.

Perkembangan pesat teknologi setelah perang dunia kedua memacu dunia bisnis di negara - negara kapitalis menjadi semakin dinamis, tetapi sayangnya kurang disertai dengan pemikiran dan kesadaran moral para pelakunya, sehingga menimbulkan skandal - skandal bisnis yang merugikan masyarakat, seperti hancurnya enron dan Lehman Brothers. Oleh karena itu, sejak tahun 1970 - an, etika dalam dunia bisnis menjadi semakin sering dibicarakan dan dituntut realisasinya. Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG (Good Corporate Governance) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan jika tidak ingin mengalami hal sama dengan kasus Enron maupun Lehman Brothers. Menurut hasil penelitian SWA (2005), PT Astra Internasional Tbk (AI) merupakan salah satu perusahaan publik yang telah menerapkan tata kelola perusahaan. Astra Internasional berhasil bertahan setelah menerapkan tata kelola perusahaan sejak tahun 1987 (21 tahun).

Untuk mengantisipasi hal itu, maka profesionalisme suatu profesi harus dimiliki oleh setiap anggota profesi, yaitu berkeahlian, berpengetahuan, dan berkarakter. Karakter menunjukkan personalitas seorang profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap profesional dan tindakan etisnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai Etika Bisnis dan Penerapannya.

B. Manfaat

Dengan adanya penulisan makalah ini, penulis berharap dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu ekonomi terutama mengenai Etika Profesi Akuntansi. Selain itu dapat memberikan masukan bagi perusahaan mengenai Etika Bisnis dan penerapannya. Serta bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai Etika Bisnis dan Penerapannya.

Selain itu makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman nilai-nilai, kesadaran etika, kode etik profesi akuntan dan ethical governance dalam bisnis dan profesi akuntan. Dalam rangka mempersiapkan akuntan profesional beretika tinggi, makalah ini juga membahas isu utama dalam masalah etika bisnis dan perkembangan etika.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa latin, Etica yang berarti falsafah moral dan merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila dan agama. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti kebiasaan, watak. Etika memiliki banyak makna antara lain :

1. Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi.

2. Norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat tertentu mengenai perbuatan yang baik dan benar.

3. Studi tentang prinsip-prinsip perilaku yang baik dan benar sebagai falsafat moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan.

B. Pengertian Bisnis

Beberapa pengertian bisnis adalah sebagai berikut :

1. Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang& jasa dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bisnis sebagai suatu system yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society) [Huat, T Chwee,1990]

3. Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan [Griffin & Ebert]

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

C. Pengertian Etika Bisnis

Berikut ini adalah beberapa pengertian Etika Bisnis :

1. Etika Bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan yang salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

2. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.

Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens :

1. Situasi Dahulu

Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.

2. Masa Peralihan: tahun 1960-an

Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.

3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an

Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.

4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an

Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network(EBEN).

5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an

Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Pengendalian diri,

2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility),

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi,

4. Menciptakan persaingan yang sehat,

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”,

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi),

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar,

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah,

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama,

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan.

Etika Bisnis diperlukan agar para pelaku bisnis dituntut professional, karena adanya persaingan yang semakin tinggi, kepuasan konsumen yang menjadi faktor utama, agar perusahaan dapat dipercaya dalam jangka panjang dan mencegah jangan sampai dikenakan sanksi-sanksi pemerintah yang pada akhirnya mengambil keputusan.

D. Penerapan Etika Bisnis melalui Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Etika Bisnis berperan sangat besar karena fungsinya yang jika dapat diterapkan secara konsisten dapat membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan mempunyai daya saing (Competitive Advantages) yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi pula.

Menurut salah satu ahli pada dasarnya praktik etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena:

1. Dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik internal perusahaan maupun eksternal.

2. Dapat meningkatkan motivasi para pekerja.

3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga.

4. Meningkatkan keunggulan bersaing.

Berangkat dari besarnya peran suatu etika dalam melakukan kegiatan bisnis, maka perusahaan sudah selayaknya menerapkan suatu prinsip pengelolaan perusahaan yang baik dan sehat. Dalam upaya ini penerapan prinsip Good Corporate Governance dapat digunakan sebagai salah satu alatnya. Banyak perusahaan yang umurnya puluhan tahun bahkan ratusan tahun memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, dengan kesejahteraan karyawan yang baik karena melaksanakan etika bisnis dan Good Corporate Governance. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan etika bisnis melalui penerapan Good Corporate Governance menjadi salah satu sustainable competitive advantage bagi perusahaan. Etika bisnis sendiri pada akhirnya merupakan bagian terintegrasi dari nilai-nilai Good Corporate Governance.

Malaysian Finance Committee on Corporate Governance memberikan definisi yang lebih luas mengenai konsep Good Corporate Governance. Good Corporate Governance merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta akuntabilitas korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai saham dalam jangka panjang serta memperhatikan kepentingan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan (stakeholder).

Menurut Tjager Good Corporate Governance sering disebut sebagai sebuah pola hubungan, system dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.

Sebagai sebuah proses, system, struktur dan aturan yang memberikan suatu nilai tambahbagi perusahaan, Good Corporate Governance memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Fairness (Keadilan)

Keadilan adalah kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingansesuai dengan criteria dan proporsi yang seharusnya. Dalam hal ini yang ditekankan agar pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari kecurangan serta penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh orang dalam. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi terhadap konflik kepentingan minoritas, membuat pedoman perilaku perusahaan dan atau kebijakan-kebijakan yang melindungi korporasi terhadap konflik kepentingan, menetapkan peran dan tanggung jawab dewan komisaris, direksi, dan komite termasuk system remunerasi, menyajikan informasi secara wajar.

2. Transparency (Keterbukaan)

Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan. pengungkapan informasi kinerja perusahaan baik ketepatan waktu maupun akurasinya (keterbukaan dalam proses, pengambilan keputusan, pengawasan, keadilan, kualitas, standarisasi, efisiensi waktu dan biaya). Dengan transparansi, pihak-pihak yang terkait akan dapat melihat dan memahami bagaimana suatu perusahaan dikelola. Namun hal tersebut tidak berarti masalah-masalah yang strategis harus dipublikasikan, sehingga akan mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaandan turu memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.

3. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas sesuai dengan wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ perusahaan termasuk pemegang saham. Akuntabilitas ini berkaitan erat dengan perencanaan yang telah disepakati bersama, dimana dalam pelaksanaan dari kegiatan perusahaan harus sesuai dengan perencanaan dan tujuan perusahaan. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan pada waktu yang tepat, mengembangkan komite audit dan resiko untuk mendukung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris, mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi internal audit sebagai mitra bisnis strategic berdasarkan best practice bukan sekedar audit.

4. Responsibility (Pertanggungjawaban)

Pertanggungjawaban adalah kesesuaian di dalam pegelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab social, menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi professional dan menjunjung citra, memelihara lingkungan bisnis yang sehat.

5. Disclosure (Keterbukaan dalam informasi)

Disclosure adalah keterbukaan dalam mengungkapkan informasi yang bersifat material dan relevan mengenai perusahaan harus dapat memberikan informasi atau laporan yang akurat dan tepat waktu mengenai kinerja perusahaan. hal tersebut terutama untuk perusahaan yang sudah go public, dimana pemegang saham sangat berkepentingan dengan informasi kinerja perusahaan tersebut berada.

6. Independency (Kemandirian)

Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan bebas dari pengaruh atau tekanan pihak lain yang tidak sesuai dengan mekanisme korporasi.

Untuk membuat Good Corporate Governance dapat terlaksana sebagaimana mestinya, menurut Keasey dan Wright dibutuhkan lima elemen yang saling berpadu, yaitu :

1. Tersedianya landasan hukum atau jaminan hukum

2. Ditegakkannya akuntabilitas

3. Adanya fungsi pengawasan atas kinerja kompensasi dan system pengangkatan direksi

4. Adanya Direksi sebagai eksekutif atau penyelenggara perusahaan

5. Adanya manajemen sebagai pelaksana kegiatan operasional perusahaan.

Disadari atau tidak, penerapan etika bisnis melalui prinsip-prinsip Good Corporate Governance memiliki peran yang besar. Etika bisnis bukan lagi merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis tetapi menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance mencerminkan etika bisnis yang dapat memenuhi keinginan seluruh stakeholdernya. Etika bisnis yang baik dan sehat menjadi kunci bagi suatu perusahaan untuk membuatnya berdiri kokoh dan tahan terhadap segala macam serangan ketidakstabilan ekonomi.

E. Penerapan Etika Bisnis yang Positif

Berikut ini adalah sepuluh prinsip di dalam menerapkan etika bisnis yang positif :

1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi. Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.

2. Etika Bisnis berdasarkan pada fairness. Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen telah diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.

3. Etika Bisnis membutuhkan integritas. Dimana integritas merujuk kepada keutuhan pribadi, kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan komitmen.

4. Etika Bisnis membutuhkan Kejujuran. Bukan jamannya lagi perusahaan untuk mengelabui pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.

5. Etika Bisnis harus dapat dipercayai. Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stakeholder Anda.

6. Etika Bisnis membutuhkan perencanaan bisnis. Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realist sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.

7. Etika Bisnis diterapkan secara internal dan eksternal. Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterpkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal, dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.

8. Etika Bisnis membutuhkan keuntungan. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki system kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak mempunyai rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

9. Etika Bisnis berdasarkan nilai. Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.

10. Etika Bisnis dimulai dari pimpinan. Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya”. Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika Bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan yang salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis juga menjelaskan standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.

Disadari atau tidak, penerapan etika bisnis melalui prinsip-prinsip Good Corporate Governance memiliki peran yang besar. Etika bisnis bukan lagi merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis tetapi menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance mencerminkan etika bisnis yang dapat memenuhi keinginan seluruh stakeholdernya. Etika bisnis yang baik dan sehat menjadi kunci bagi suatu perusahaan untuk membuatnya berdiri kokoh dan tahan terhadap segala macam serangan ketidakstabilan ekonomi.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:

1. Pengendalian diri,

2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility),

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi,

4. Menciptakan persaingan yang sehat,

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”,

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi),

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar,

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah,

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama,

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.

B. Saran

Sebaiknya Perusahaan memperhatikan hal-hal yang akan membuat perusahaan tersebut lebih berkembang dan bertahan lama, seperti yang telah disebutkan di atas. Kemudian perusahaan juga bisa menggunakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance mengenai penerapan Etika Bisnis atau sepuluh prinsip di dalam menerapkan etika bisnis yang positif. Pada dasarnya kedua prinsip ini sama-sama menuntun para pekerja yang ada di dalam perusahaan untuk beretika bisnis yang baik dan sehat. Karena hal tersebut menjadi kunci bagi suatu perusahaan untuk membuatnya berdiri kokoh dan tahan terhadap segala macam serangan ketidakstabilan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Internet.Dalam http://andyhariman.blogspot.com/2010/01/pengertian-etika-bisnis.html

Internet.Dalam http://azthreenancy.blogspot.com/2009/10/pengertian-etika-bisnis.html

Internet.Dalam http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-italestari-778

Internet.Dalamhttp://galih-chess.blogspot.com/2010/01/contoh-bisnis-yang-kurang-beretika.html

Internet.Dalam http://galih-chess.blogspot.com/2010/01/contoh-penerapan-etika-bisnis.html

Jumat, 04 Juni 2010

Riset Akuntansi_Softskill_Membuat Resume dari Tulisan/Jurnal 2_

Nama : Bramantyo A.W

Kelas : 3EB05

NPM : 21207388

Tugas : Riset Akuntansi_Softskill_Membuat Resume dari Tulisan/Jurnal 2_

Sumber: Majalah AI (AKUNTAN INDONESIA) Edisi No.21/Tahun III/November 2009


RESUME



Judul Tulisan : “MERENOVASI SENJATA PEMERIKSAAN DARI BAYANGAN DI BALIK CERMIN”


Penulis : M. Yusuf John (Auditor BPK RI)




Melihat perubahan secara jernih sejak awal keberadaannya, BPK diberi amanat UUD untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Namun masih saja kita menemukan adanya kelemahan dan kekurangan yang dipandang wajar. Oleh karenanya, kita harus bijak dalam memandang kelemahan dan kekurangan tersebut yang dapat terjadi karena faktor berikut:

1. Perubahan situasi dan kondisi lapangan termasuk dinamika ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Perubahan atas harapan publik.

3. Perubahan pengetahuan dan pembelajaran dari pengalaman.

Oleh karenanya tidak ada salahnya kita bercermin atas apa yang telah dilakukan. Sadar bukan hanya sekedar tahu tetapi ada upaya merenovasinya untuk mengungkap misteri masa depan dengan becermin pada histori masa lalu.

Dalam suatu pemeriksaan, pemeriksa memerlukan 3 hal yang harus dipahami, yaitu standar pemeriksaan, sistem pemeriksaan, dan kriteria pemeriksaan.

SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara) harusnya mengatur sendiri selama sektor public dan sektor privat masih berbeda. Sektor publik kita (dhi pemerintahan) akan sangat berbeda pula dengan negara lain. Oleh karenanya jangan takut berbeda.

Alasan pemeriksa perlu memahami tiga senjata pemeriksa:

1. Agar dapat memenuhi harapan pengguna dan meningkatkan kepercayaan.

2. Agar pemeriksaan kita harmonis, singkron dan tidak berbeda-beda.

3. Agar hasil pemeriksaan tepat dan jelas sesuai dengan kondisi yang seharusnya.

Riset Akuntansi_Softskill_Membuat Resume dari Tulisan/Jurnal 1_

Nama : Bramantyo A.W
Kelas : 3EB05
NPM : 21207388
Tugas : Riset Akuntansi_Softskill_Membuat Resume dari Tulisan/Jurnal 1_
Sumber: Majalah AI (AKUNTAN INDONESIA) Edisi No.13/TahunII/Desember 2008

RESUME


Judul Tulisan : “MENGELOLA ASSET SAHAM SAAT TERJADI KRISIS EKONOMI”
Penulis : Ami Sudarmy Alwi


Krisis keuangan di AS (Amerika Serikat) berawal dari krisis subrime mortgage atau sering disebut krisis kredit property. Krisis AS itu sedemikian cepat mewabah pada aktifitas pasar modal global, sehingga para investor mengalami kegamangan dalam menghitung, menjaga nilai assetnya jangan sampai turun secara drastis. Penurunan harga saham itu, tentu juga menurunkan asset yang dimiliki baik oleh investor individu maupun investor koorporasi, karena harga saham terus jeblok. Itulah sebabnya Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI), Ery Fermansyah, mengambil langkah tidak popular dalam sejarah Bursa Efek di Indonesia yakni menghentikan penjualan saham sementara (suspend). Tujuannya, menahan jangan sampai asset berupa saham milik individu maupun perusahaan jatuh menjadi “sampah”.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah dan akan terus melakukan berbagai langkah antisipasi dan mengambil langkah responsif dalam membendung dampak krisis keuangan AS agar asset yang sudah liquid jangan sampai merosot tajam seperti yang terjadi di pasar saham berbagai negara. Pengertian asset juga dapat disebuat aktiva berwujud yang memiliki umur yang lebih panjang dari satu tahun. Asset berupa saham, saat ini terancam menjadi “sampah”. Perlindungan asset terhadap saham sebaiknya tidak dilakukan penjualan. Jika dalam bayangan situasi ekonomi akan segera pulih dan mempunyai dana investasi yang “nganggur” justru saat tepat untuk membelinya.
Oleh karena itu, semestinya harus ada aturan yang berlaku bahwa pengelolaan asset secara tidak serius, investor yang sengaja merusak harga saham yang menyebabkan kerugian keuangan kepada sebagian besar masyarakat dan negara, dapat diberikan sanksi berat, karena hal itu termasuk kejahatan bidang ekonomi.

Riset Akuntansi_Softskill_Membuat Abstraksi dari Penelitian Ilmiah dengan Bhs Sendiri_

Nama : Bramantyo A.W

Kelas : 3EB05

NPM : 21207388

Tugas : Riset Akuntansi_Softskill_Membuat Abstraksi dari Penelitian Ilmiah dengan Bhs Sendiri_

ABSTRAK

ARDIANSYAH NUGRAHA

Pengendalian Biaya Operasi Dalam Rangka Mengoptimalkan Laba OPERASI pada PT Pelita Air Sevice

PI, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009.

Kata Kunci : Pengendalian Biaya, Biaya Operasi, Laba Operasi

(vii+46 halaman)

Dalam akuntansi biaya , proses akuntansi ditujukan untuk mengumpulkan, menggolongkan, dan menyajikan data biaya yang telah terjadi di masa lalu (biaya historis) serta salah satu tujuan pokoknya adalah pengendalian biaya. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara biaya yang seharusnya dikeluarkan dengan biaya sesungguhnya. Pengendalian biaya memerlukan patokan atau standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian. Biaya yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam pengendalian ini disebut sebagai biaya standard.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana peran pengendalian biaya khususnya biaya operasi dalam aktivitas produksi suatu perusahaan, mengetahui proses pelaksanaan pengendalian biaya perusahaan, dan pengaruh pengendalian biaya terhadap pengoptimalan laba operasi.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis pengendalian biaya dalam rangka mengoptimalkan laba operasi dengan mengunakan analisis selisih biaya agar mengetahui penyimpangan biaya yang terjadi. Setelah melakukan perhitungan dan analisis, ternyata PT Pelita Air Service memperoleh laba yang dihasilkan dari operasionalnya sebesar Rp 42.336.000.000,-. Hal ini dikarenakan pengendalian biaya operasi berjalan dengan baik, efektif dan efisien.


Riset Akuntansi_Softskill_Membuat Abstraksi dari Jurnal Akuntansi dengan Bhs Sendiri_

Nama : Bramantyo A.W
Kelas : 3EB05
NPM : 21207388
Tugas : Riset Akuntansi_Softskill_Membuat Abstraksi dari Jurnal Akuntansi dengan Bhs Sendiri_

ABSTRAK

Yusye Milawaty
ANALISIS PERGERAKAN HARGA SAHAM PT. ANTM-ANEKA TAMBANG TBK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE CAN SLIM
Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 2010
Kata Kunci : Saham, Metode CAN SLIM

Bursa saham merupakan ladang yang sangat potensial untuk kita menanam modal. Walaupun tingkat resiko kerugian dalam investasi saham cukup besar, para investor masih banyak yang berburu saham yang berpotensi meraup deviden cukup besar untuk memaksimalkan keuntungan dalam investasi modal pada saham. Dibutuhkan sebuah pengetahuan untuk melakukan analisis pergerakan harga saham. Analisis ini berguna dalam menentukan waktu yang tepat untuk menjual ataupun membeli saham agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Metode CAN SLIM adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengukur pergerakan harga saham. Berdasarkan analisis Metode CAN SLIM pergerakan harga saham PT, ANTAM dinyatakan bergerak kearah positif.

Kamis, 03 Juni 2010

Riset Akuntansi_Komponen Jurnal Akuntansi_

Nama : Bramantyo A.W
Kelas : 3EB05
NPM : 21207388
Tugas : Riset Akuntansi_Komponen Jurnal Akuntansi_
1. Hasil Penelitian akuntansi yang berbentuk jurnal akuntansi yang saya sukai, yaitu :
Judul : “ANALISIS PERGERAKAN HARGA SAHAM PT. ANTM-ANEKA TAMBANG TBK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE CAN SLIM”
Penulis : Yusye Milawaty
Tanggal Penerbitan : 15 April 2010
Nama Buletin : UG Jurnal
Volume : 4
Halaman : 18 - 21

2. Komponen dalam Jurnal tersebut yaitu:

* PENDAHULUAN
* LANDASAN TEORI
- Saham
- Jenis Saham
- Index LQ45
- Metode CAN SLIM
* METODOLOGI PENELITIAN
- Rasio Laba Terhadap Saham Beredar (EPS)
- Rasio Harga Saham Terhadap Laba Perlembar Saham
- Rasio Harga Saham Terhadap Pertumbuhan Laba Perseroan (PEG Ratio)
* PEMBAHASAN
- Current Quartely Earning per Share dan Annual Earnings
- New Product, New Management, New Highs
- Supply and Demand
- Leader and Laggard
- Institusi Sponsorship
- Market Direction
- Rasio Harga Saham Terhadap Pertumbuhan Laba Perseroan (“PEG Ratio”)
* KESIMPULAN
* DAFTAR PUSTAKA

3. Penelitian akuntansi yang berupa jurnal akuntansi ini dapat digunakan untuk menganalisa pergerakan saham sebuah perusahaan agar dapat dikatakan baik, cukup baik maupun dapat dikatakan buruk selain itu penelitian ilmiah ini juga dapat menilai produk baru, manajemen baru, gagasan baru atau setidaknya langkah baru yang besar untuk memajukan sebuah perusahaan. Bagi para broker penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk memiliki saham sebuah perusahaan dan bagi mahasiswa penelitian ini juga dapat dijadikan acuan untuk penulisan ilmiah maupun skripsi.

Riset Akuntansi_Softskill_Komponen Penulisan Ilmiah_

Nama : Bramantyo A.W

Kelas : 3EB05

NPM : 21207388

Tugas : Riset Akuntansi_Softskill_Komponen Penulisan Ilmiah_


1. Hasil Penelitian akuntansi yang berbentuk Penulisan ilmiah


Judul : “PENGENDALIAN BIAYA OPERASI DALAM RANGKA MENGOPTIMALKAN LABA OPERASI PADA PT PELITA AIR SERVICE

Penulis : Ardiansyah Nugraha


2. Komponen dalam Penulisan ilmiah tersebut yaitu:

* Halaman Judul PI tersebut yaitu: Pengendalian Biaya Operasi Dalam Rangka Mengoptimalkan Laba Operasi Pada PT. Pelita Air Service.

* Adanya lembar pengesahan yang berisi tanggal sidang dan tanda tangan dari dosen pembimbing, koordinator PI fakultas, dan ketua jurusannya.

* Abstraksi dari PI mencakup isi, latar belakang, tujuan dan kesimpulannya.

* Kata Pengantar

* Daftar Isi

* Bab I dari PI tersebut adalah Pendahuluan yang terdiri dari :
1. 1 Latar Belakang

1. 2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

1.2.2 Batasan Masalah

1. 3 Tujuan Penelitian

1. 4 Manfaat Penelitian

1. 5 Metode Penelitian

1.5.1 Objek Penelitian

1.5.2 Data/Variabel

1.5.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel

1.5.4 Alat Analisis yang Digunakan

* Bab II dari PI tersebut adalah Landasan Teori :
2.1 Kerangka teori

2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya

2.1.2 Definisi Biaya

2.1.3 Penggolongan Biaya

2.1.4 Pengendalian Biaya

2.1.5 Laba

2.2 Kajian Penelitian Sejenis

* Bab III dari PI tersebut adalah Metodelogi Penelitian :

3.1 Objek Penelitian

3.2 Data / Variabel yang digunakan

3.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel

3.4 Alat Analisis yang Digunakan

* Bab IV dari PI tersebut adalah Pembahasan :

4.1 Data / Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

4.1.3 Kegiatan Usaha Perusahaan

4.1.4 Data yang diperoleh dari PT Pelita Air Service

4.2 Hasil / Pembahasan

4.2.1 Hasil Penelitian dan Perhitungan

4.2.2 Analisis Masalah

4.3 Ringkasan Hasil Penelitian

* Bab V dari PI tersebut adalah Penutup :

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

* Daftar Pustaka

3. Penelitian akuntansi yang berupa Penelitian Ilmiah ini dapat digunakan untuk mengetahui praktik pengeluaran biaya operasi berjalan secara efisien dan efektif atau sebaliknya.

Senin, 15 Februari 2010

AUDIT LINGKUNGAN

AUDIT LINGKUNGAN


Dalam Kebijakan Lingkungan yang kami anut, kami memiliki komitmen agar perusahaan kami melakukan audit internal maupun eksternal terhadap lingkungan secara berkala guna mengevaluasi kepatuhan, sistem pengelolaan dan praktik-praktik kami terhadap lingkungan. Audit lingkungan yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI) menghasilkan informasi bagi para manajer kami tentang kinerja lingkungan saat ini serta membantu mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan. PTFI menanggapi hasil audit-audit tersebut dengan rencana kerja untuk mengimplementasikan usulan yang diajukan oleh para auditor. Pada tahun 2005 telah dilakukan tiga audit terhadap lingkungan.

  • Perwakilan dari Crescent Technology Inc. yang mewakili Dewan Direksi dan pimpinan senior Freeport-McMoran Copper & Gold Inc. melakukan audit terhadap kegiatan PTFI sebagai bagian dari program tahunan audit internal perusahaan.
  • International Certification Services Division dari Societe Generale de Surveillance (SGS), sebuah organisasi registrasi dan sertifikasi ISO 14001 dari Jenewa, Swiss yang mempunyai kantor di Indonesia, telah melakukan audit pengawasan terhadap sistem pengelolaan lingkungan PTFI. Audit tersebut merupakan salah satu persyaratan dalam mempertahankan sertifikasi ISO 14001. ISO (International Standardization Organization) 14001 memberi pendekatan sistematis kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan pengelolaan lingkungan yang efektif dan peningkatan yang berkesinambungan. PTFI merupakan salah satu kegiatan pertambangan pertama di Indonesia yang berhasil meraih penghargaan tersebut ketika dianugerahi sertifikasi ISO 14001 pada Desember 2001 atas kegiatan pertambangan dan pengolahan bijih kami.
  • Sesuai protokol ISO 14001, peninjauan ulang wajib dilakukan secara berkala oleh lembaga sertifikasi tersebut guna menentukan status kepatuhan serta mengkaji kelayakan untuk mempertahankan sertifikasi tersebut. PTFI telah menjalani tinjauan ulang setiap tahun dari tahun 2002 hingga 2005 melalui audit pengawasan dan/atau sertifikasi ulang yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi SGS. Setiap audit tersebut memberi verifikasi bahwa Sistem Pengelolaan Lingkungan PTFI masih memenuhi persyaratan standar ISO 14001. Keberhasilan tersebut menunjukan komitmen kuat kami untuk melakukan pengelolaan lingkungan yang efektif dalam kegiatan kami.
  • Sebuah audit independen eksternal tiga tahunan terhadap lingkungan telah dilakukan oleh Montgomery Watson Harza dalam rangka memenuhi salah satu komitmen PTFI yang tertuang dalam dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah disetujui Pemerintah Indonesia pada tahun 1997. Audit tersebut menyimpulkan bahwa kegiatan pertambangan PTFI "termasuk kegiatan terbesar di dunia dengan tingkat tantangan dan kerumitan lingkungan yang terbesar pula" dan bahwa "praktik-praktik pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut masih tetap didasarkan atas (dan dalam beberapa hal mewakili) praktik-praktik pengelolaan terbaik untuk industri internasional penambangan tembaga dan emas."

Auditor Montgomery Watson Harza membahas pengelolaan tailing dengan anggota tim lingkungan hidup PT Freeport Indonesia di daerah pengendapan.

Sistem pengelolaan lingkungan kami juga mencakup program inspeksi lingkungan yang dilakukan secara internal sepanjang tahun. Inspeksi-inspeksi tersebut dilakukan pada hampir 400 sarana, termasuk milik perusahaan kontraktor dan privatisasi, mulai dari tambang Grasberg hingga pelabuhan. Tujuannya adalah untuk menilai kepatuhan seluruh sarana terhadap sistem pengelolaan lingkungan kami. Hasil inspeksi tersebut menjadi ukuran bagi kinerja lingkungan kami serta menjadi dasar untuk menentukan perbaikan secara terus menerus. Hasil-hasil tersebut pun menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bonus karyawan, sehingga merupakan insentif tambahan bagi tenaga kerja kami untuk memelihara tingkat kinerja lingkungan yang tinggi.

Kesimpulan saya mengenai artikel diatas adalah:

Audit tersebut pun menyimpulkan, bahwa program pengelolaan tailing PTFI "masih merupakan pilihan pengelolaan tailing yang paling sesuai dengan kondisi topografi dan iklim di lokasi tersebut yang unik, dengan dampak dan risiko terhadap lingkungan yang jauh lebih rendah" dibanding alternatif lain. Para auditor dari Montgomery Watson Harza pun mengajukan beberapa rekomendasi perbaikan pada pengelolaan lingkungan PTFI, dan rekomendasi tersebut tengah diimplementasikan saat ini.

Tujuannya audit lingkungan ini adalah menilai kepatuhan seluruh sarana terhadap sistem pengelolaan lingkungan. Hasil inspeksi tersebut menjadi ukuran bagi kinerja lingkungan serta menjadi dasar untuk menentukan perbaikan secara terus menerus. Hasil-hasil tersebut pun menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan bonus karyawan, sehingga merupakan insentif tambahan bagi tenaga kerja untuk memelihara tingkat kinerja lingkungan yang tinggi.

Sumber :

http://www.ptfi.com/environment/audit_lingkungan.asp

Nama : Bramantyo A.W

NPM : 21207388

Kelas : 3EB05

Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi 2

Dosen : Reny Nur’ainy